Ensiklopedia istilah fukaha ulama mutaqaddimin dan mutaakhirin mazhab syafi’i

Dalam setiap bidang ilmu, selalu terdapat istilah-istilah tertentu di dalamnya. Setiap orang yang ingin mempelajari bidang ilmu tertentu harus mengetahui istilah yang berlaku di dalamnya. Dalam Ilmu Hadis terdapat istilah hadis ḍa‘īf, ḥasan, ṣaḥīḥ, mardūd, maqbūl, aḥād, mutawātir, mursal, marfū‘ dan lain sebagainya. Dalam Ilmu Tafsir, ada tafsīr bi an-naqli, tafsīr bi ar-ra’yi, qira’ah sab‘ah, qira’ah syāżah dan istilah-istilah dalam bidang ilmu lain. Semua istilah ini adalah kunci sekaligus gerbang menuju penguasaan terhadap ilmu tersebut, tak terkecuali Ilmu Fikih. Oleh karena itu, demi mendapatkan kunci dan dapat membuka gerbang memahami Fikih Mazhab Syafi’i, kita harus mempelajari retorika bahasa yang digunakan oleh para ulama agar memperoleh pemahaman yang tepat. Pernyataan ini diperkuat oleh kaidah yang disampaikan oleh mayoritas pakar Uṣūl Fiqh:

اللفظ محمول ‌على ‌عرف ‌المخاطِب

“Mengarahkan makna lafaz sesuai kehendak pembicaranya.”

Imam Zainuddin al-Malībārī dalam Fatḥ al-Mu‘īn bi Syarḥ Qurrah al-‘Ain bi Muhimmaāt ad-Dīn juga menyampaikan statement:

يحرم على من لم يعرف حقيقة اصطلاحهم وطريقتهم مطالعة كتبهم فإنها مزلة قدم له ومن ثم ضل كثيرون اغتروا بظواهرها.

“Haram bagi orang yang tidak mengetahui hakikat istilah para sufi (orang yang sudah makrifat) dan tarekatnya untuk mempelajari karya-karya mereka, karena hal itu dapat menyesatkannya. Dari sinilah banyak orang yang tersesat sebab tertipu dengan zahirnya saja.”

Dari bukti demikian, dapat kita ketahui bahwa modal penting dalam memahami suatu bidang ilmu adalah mengetahui istilah yang dipakai di dalamnya, agar terhindar dari kesalahpahaman yang berkepanjangan dan tidak ada ujungnya.